Bab 1
Pendahuluan
1.1 latar belakang
Ikan bandeng merupakan adalah
satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha intensifikasi
budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya
tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan
teknologi baru.
PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).
PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).
Ikan bandeng banyak diminati
masyarakat karena ikan banding memiliki kandungan protein yang cukup tingg.
Tingkat permintaan konsumen akan ikan bandeng itu sangat enak dan harga yang
sangat terjangkau. Khusus di daerah jawa dan sulawesi selatan ikan bandeng
memiliki tingkat preferensi yang cukup tinggi. Selain sebgai ikan konsumsi,
ikan bandeng juga diminati sebagai umpan hidup bagi usaha penangkapan ikan Tuna
(yhunnus spp) dan cakalang (katsuwanur pelamis) bandeng juga banyak diminta
untuk keperluan induk.
Mereka hidup di samudra Hindia dan penyebarannya sampai ke samudra Pasifik. Menurt FA 0.2 % dari tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara pemasaran. Sedangkan dinegara-negara tropic jumlahnya 30%, seperti halnya dengan metode-metode pengawetan tradisional. Asal mula penemuan ikan pengawetan ikan dengan pengasapan mungkin secara kebetulan saja dimana seaktu ikan dikeringkan diatas nyala api yang berasap ternyata selain menjadi lebih awet ikan juga memiliki rasa dan aroma yang sedap.
Iakn yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2-3 minggu, lalu berpindah kerawa-rawa bakau, daerah payau, dan kedangkala danau-danau. Bandeng baru kembali kelaut kalau sudah deweasa dan bisa berkembang biak. Ikan muda dikumpulkan dari sungai-sungai disebut nener dan diternakkan ditambak-tambak, disana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan sangat cepat. Setelah bandeng cukup besar, bandeng biasanya dijual segar atau beku, serta dikukus atau diasap
Mereka hidup di samudra Hindia dan penyebarannya sampai ke samudra Pasifik. Menurt FA 0.2 % dari tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara pemasaran. Sedangkan dinegara-negara tropic jumlahnya 30%, seperti halnya dengan metode-metode pengawetan tradisional. Asal mula penemuan ikan pengawetan ikan dengan pengasapan mungkin secara kebetulan saja dimana seaktu ikan dikeringkan diatas nyala api yang berasap ternyata selain menjadi lebih awet ikan juga memiliki rasa dan aroma yang sedap.
Iakn yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2-3 minggu, lalu berpindah kerawa-rawa bakau, daerah payau, dan kedangkala danau-danau. Bandeng baru kembali kelaut kalau sudah deweasa dan bisa berkembang biak. Ikan muda dikumpulkan dari sungai-sungai disebut nener dan diternakkan ditambak-tambak, disana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan sangat cepat. Setelah bandeng cukup besar, bandeng biasanya dijual segar atau beku, serta dikukus atau diasap
Ikan bandeng (Chanos chanos Forskal ) merupakan
salah satu jenis ikan air payau yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Jenis Ikan ini sudah dikenal oleh masyarakat luas karena merupakan salah satu
sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi serta
ditunjang dengan
rasanya yang enak dan memiliki kandungan
kolesterol yang rendah sehingga aman untuk kesehatan. Pengolahan produk ikan
bandeng yang semakin meningkat pada saat ini, seperti bandeng presto yang semua
tulang dan durinya menjadi lunak, yang menyebabkan meningkatnya jumlah yang
mengkonsumsi ikan bandeng, sehingga permintaan pasar akan ikan bandeng
akhir-akhir ini terus meningkat. Kondisi ini memberikan peluang kepada
pembudidaya untuk mengembangkan usaha budidaya bandeng (Chanos chanos
Forskal) di seluruh wilayah Indonesia
yang berpotensi sehingga dapat memenuhi ketersediaan pasokan ikan bandeng.
Untuk memenuhi kebutuhan
ikan bandeng yang terus meningkat dan berkesinambungan hanya dapat dilakukan
melalui pengembangan budidaya. Dengan terus berkembangnya teknologi pembenihan
ikan bandeng, memungkinkan teknologi pembesaran ikan bandeng dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak menjadi kendala dalam teknologi
pembesarannya.
Bab 2
Jenis ikan
2.1 Biologis ikan
Bandeng
termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi
tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan
pemeliharaan yang intensif.
Bandeng
Ikan bandeng memiliki rasa daging yang enak dan harga yang terjangkau. Khusus di daerah Jawa dan Sulawesi Selatan, ikan bandeng memiliki tingkat preferensi konsumsi yang tinggi. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan bandeng pada banyak diminta sebagai umpan hidup bagi usaha penangkapan ikan tuna (Thunnus spp.) dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Bandeng juga banyak diminta untuk keperluan induk.
Keunggulan komoditas bandeng dibandingkan dengan komoditas lainnya, di antaranya
a) induknya memiliki fekunditas yang tinggi dan teknik pembenihannya telah dikuasai sehingga pasok nener tidak tergantung dari alam;
b) teknologi budi dayanya relatif mudah;
c) bersifat eurihalin antara. 0-50 ppt;
d) bersifat herbivore, tetapi dapat juga menjadi omnivore dan tanggap terhadap pakan buatan; e) pakan relatif murah dan tersedia secara komersial;
f) tidak bersifat kanibal sehingga bisa hidup dalam kepadatan tinggi;
g) dapat dibudidayakan secara polikultur dengan komoditas lainnya;
h) dapat digunakan sebagai umpan bagi industi perikanan tuna dan cakalang; dan
i) dagingnya bertulang, tetapi rasanya lezat dan di beberapa daerah memiliki tingkat preferensi konsumsi yang tinggi.
2.2 Morfologi ikan
Bandeng Ikan Bandeng (chanos chanos ),
termasuk ikan yang penting di kawasan asia
tenggara. Bandeng mempunyai penampilan yang umumnya simetris dan berbadan
ramping, dengan sirip ekor yang bercabang dua. Mereka bisa bertambah besar
menjadi 1. 7 m, tetapi yang paling sering sekitar 1 meter panjangnya. Mereka
tidak memiliki gigi, dan umumnya hidup dari ganggang dan invertebrata. insang
terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan radii
branhiostegi. seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe
lingkaran yang berwarna keperakan, pada
bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian
penutup insang hingga ke
ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik
tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi
mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan
simetris. Sirip ekor homocercal
Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantanBandeng Ikan Bandeng (chanos chanos ), termasuk ikan yang penting di kawasan asia tenggara. Bandeng mempunyai penampilan yang umumnya simetris dan berbadan ramping, dengan sirip ekor yang bercabang dua. Mereka bisa bertambah besar menjadi 1. 7 m, tetapi yang paling sering sekitar 1 meter panjangnya. Mereka tidak memiliki gigi, dan umumnya hidup dari ganggang dan invertebrata. insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan radii branhiostegi. seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Sirip ekor homocercal
Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan..
Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantanBandeng Ikan Bandeng (chanos chanos ), termasuk ikan yang penting di kawasan asia tenggara. Bandeng mempunyai penampilan yang umumnya simetris dan berbadan ramping, dengan sirip ekor yang bercabang dua. Mereka bisa bertambah besar menjadi 1. 7 m, tetapi yang paling sering sekitar 1 meter panjangnya. Mereka tidak memiliki gigi, dan umumnya hidup dari ganggang dan invertebrata. insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan radii branhiostegi. seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Sirip ekor homocercal
Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan..
2.3 Anatomi ikan
Menentukan kelamin jantan pada ikan bandeng
Ikan bandeng jantan mempunyai 2 tonjolan kecil (papila) yang terbuka dibagian luarnya yaitu selaput dubur luar dan lubang pelepasan ( yang membuka pada bagian ujungnya. Didalam alat genital ikan jantan (vasa deferentia),mulai dari testes menyatu sedalam 5-10 mm dari lubang pelepasan. Lubang kencing (urinary pore) melebar kearah saluran besar dari sisi atas. Selain itu 2 lubang kecil pada sisi bagian bawah dari tonjolan urogenital yang membuka kearah ventral usus.
Menentukan kelamin betina pada ikan bandeng
Ikan bandeng betina mempunyai 3 tonjolan kecll (papila) yang terbuka dibagian anal. Berbeda dengan ikan bandeng jantan yang mempunyai 2 tonjolan kecil. Satu lubang besar dibagian anterior adalah anus. Letaknya anus sejajar dengan genital pore. Lubang ketiga adalah lubang posterior dari genital pore berada pada ujung urogenital papila.. Dari 2 oviduct menyatu kearah saluran yang lebar yang merupakan saluran telur dan saluran tersebut berakhir di genital pore.
Ikan bandeng jantan mempunyai 2 tonjolan kecil (papila) yang terbuka dibagian luarnya yaitu selaput dubur luar dan lubang pelepasan ( yang membuka pada bagian ujungnya. Didalam alat genital ikan jantan (vasa deferentia),mulai dari testes menyatu sedalam 5-10 mm dari lubang pelepasan. Lubang kencing (urinary pore) melebar kearah saluran besar dari sisi atas. Selain itu 2 lubang kecil pada sisi bagian bawah dari tonjolan urogenital yang membuka kearah ventral usus.
Menentukan kelamin betina pada ikan bandeng
Ikan bandeng betina mempunyai 3 tonjolan kecll (papila) yang terbuka dibagian anal. Berbeda dengan ikan bandeng jantan yang mempunyai 2 tonjolan kecil. Satu lubang besar dibagian anterior adalah anus. Letaknya anus sejajar dengan genital pore. Lubang ketiga adalah lubang posterior dari genital pore berada pada ujung urogenital papila.. Dari 2 oviduct menyatu kearah saluran yang lebar yang merupakan saluran telur dan saluran tersebut berakhir di genital pore.
2.4 Taksonomi ikan
Bandeng (Latin: Chanos chanos atau bahasa
Inggris: milkfish) adalah sebuah ikan yang merupakan makanan penting di Asia
Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae
(kurang lebih tujuh spesies punah dalam lima
genus tambahan
dilaporkan pernah ada).
BandengKlasifikasi ilmiah
Regnum:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Actinopterygii
Ordo:
Gonorynchiformes
Familia:
Chanidae
Genus:
Chanos
Spesies:
chanos
Nama jenis Chanos chanos(Forsskål, 1775)
BandengKlasifikasi ilmiah
Regnum:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Actinopterygii
Ordo:
Gonorynchiformes
Familia:
Chanidae
Genus:
Chanos
Spesies:
chanos
Nama jenis Chanos chanos(Forsskål, 1775)
Bab 3
Tanah , kolam , tambak
3.1 pemilihan lokasi
Lokasi tambak budidaya ikan bandeng yang
dipilih mempunyai persyaratan antara lain:
a. Lahan mendapatkan air pasang
surut air laut. Tinggi pasang surut yang ideal adalah 1,5 – 2,5 m. Pada lokasi
yang pasang surutnya lebih rendah dibawah 1 meter maka pengelolaan air
menggunakan pompa.
b. Tersedia
air tawar untuk mengatur kadar garam yang sesuai bagi pertumbuhan ikan bandeng.
c. Tekstur
tanah yang ideal adalah liat berpasir, karena tanah ini dapat menahan air
dengan baik.
d. Lokasi
ideal terdapat sabuk hijau (green belt) yang ditumbuhi hutan mangrove
dengan panjang minimal 100 m dari garis pantai.
e. Keadaan
sosial ekonomi mendukung operasional budidaya seperti keamanan yang kondusif.
3.2 persiapan tambak
Persiapan lahan adalah
proses penyiapan lahan tambak mulai pengeringan lahan sampai siap ditebar benih
untuk pembesaran ikan bandeng. Persiapan tambak sangat menentukan keberhasilan
budidaya. Tahapan Persiapan tambak adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan
sarana dan Prasarana
Memperbaiki secara
menyeluruh mulai pintu air, pematang, caren, saringan, saluran pemasukan,
saluran pengeluaran dan peralatan lainnya seperti pompa air, jala lingkar
(untuk sampling pertumbuhan ikan).
8
b. Pengeringan
Lahan
Lama pengeringan
tergantung cuaca dan kondisi tanah. Tanah yang mempunyai ketebalan lumpur dalam
membutuhkan waktu lebih dari 3 minggu sedangkan tanah liat berpasir membutuhkan
waktu cukup 10 hari. Tujuan pengeringan ini adalah mempercepat penguapan gas
racun-racun, memberantas hama
penyakit, mempercepat proses penguraian dan menaikan pH tanah.
c. Pengangkatan Lumpur
Endapan lumpur sisa
pemeliharaan periode sebelumnya berwarna hitam dan terletak ditengah tambak
atau didekat pintu pengeluaran. Lumpur ini banyak mengandung bahan organik dan
gas-gas beracun seperti asam sulfida sehingga lumpur ini perlu diangkat.
Endapan lumpur diangkat kepermukaan tanggul.
d. Pengapuran
Tanah
Pengapuran bertujuan untuk
meningkatkan pH tanah serta membunuh bakteri pathogen yang ada dan organisme hama. Kapur yang
digunakan untuk pekerjaan ini adalah kapur pertanian (CaCO3). Dosis yang
digunakan tergantung pada kondisi pH tanah. Semakin rendah pH tanah maka
kebutuhan kapur untuk pengapuran semakin banyak.
e. Pemupukan
Dalam pemeliharaan ikan
bandeng penyediaan makanannya dapat berupa makanan alami dan makanan buatan.
Jenis makanan alami ditambak dapat berupa klekap, lumut, plankton, dan
organisme dasar atau benthos. Namun demikian jarang sekali semua jenis tersebut
dapat hidup dan tumbuh dalam tempat dan waktu yang bersamaan
9
f. Pengisian Air Sebelum Tebar
Pada saat terjadi pasang
naik cukup tinggi air dimasukan kedalam tambak setelah melalui saringan di
pintu air pemasukan (inlet). Ketinggian air dipelataran tambak lebih kurang 10
cm. Kemudian pintu air pemasukan ditutup dan air dalam tambak dibiarkan selama
tiga hari, dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanah agar berada pada
kondisi baik untuk pertumbuhan pakan alami. Pada saat pemasukan air berikutnya
dilakukan penggunaan Saponin (tea seed) untuk pemberantasan hama yang ada di dalam tambak dan untuk
merangsang pertumbuhan phytoplankton. Setelah diberi saponin, tambak dibiarkan
hingga 5-7 hari. Setelah diyakini bahwa berbagai hama di dalam tambak
telah mati, maka pengisian air kembali dilakukan. Pada tahap ini ketinggian air
dipelataran cukup 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari untuk dilakukan pemupukan
dasar. Kemudian setelah pemupukan dilakukan penambahan air pada tambak
dilakukan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan pakan alami (klekap). Pada
ketinggian air 40 cm dari pelataran tambak maka air tambak dipertahankan untuk
persiapan penebaran benih ikan.
Bab 4
Pemeliharaan ikan
4.1 persiapan benih
Persiapan Benih
Dalam persiapan benih ikan
bandeng yang akan ditanam dalam proses pembesaran terdapat beberapa tahapan
kegiatan yang harus dilakukan terlebih dahulu. Adapun kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan
Peneneran
Kegiatan peneneran adalah
pemeliharaan benih ikan bandeng dari ukuran nener hingga mencapai ukuran 5-7
cm. Ukuran benih ikan ini sudah dapat digunakan pada kegiatan penggelondongan.
Luas tambak untuk kegiatan peneneran relatif lebih kecil dan biasa dikenal
dengan sebutan baby box. Perbandingan luas petak peneneran,
penggelondongan, dan pembesaran adalah 1:9:90. lama pemeliharaan dipetak
peneneran berkisar 30-45 hari tergantung pada kondisi pakan alami dan ukuran
ikan.
b. Kegiatan
Penggelondongan
Kegiatan penggelondongan
adalah lanjutan pemeliharan benih dari ukuran gelondongan kecil (pre-fingerling)
hingga mencapai ukuran gelondongan. Kegiatan penggelondongan ini dilakukan
kurang lebih selama 30 hari atau pada saat ukuran berat ikan antara 3-5
gr/ekor. Setelah kegiatan penggelondongan baru benih ikan bandeng dapat
dipelihara di petak pembesaran.
4.2 Penebaran
Benih
Faktor-faktor penebaran
benih yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut (Mudjiman, 1988):
11
a. Padat Tebar
Benih ikan
bandeng yang ditebar dipetak pembesaran untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi
disesuaikan dengan metode pembesaran ikan bandeng yang dilaksanakan. Untuk
metode tradisional yang disempurnakan padat tebarnya adalah 2-3 ekor/ m2.
Lama pemeliharaan pada pembesaran ikan bandeng dengan metode tradisional yang
disempurnakan adalah 4 bulan.
b. Waktu
Penebaran
Penebaran benih bandeng
harus segera dilaksanakan setelah petakan tambak siap untuk pemeliharaan. Warna
air tambak terlihat kehijauan oleh plankton. Keterlambatan penebaran akan
memberikan peluang hama
dan penyakit berkembang didalamnya. Waktu penebaran dilakukan sore hari atau
menjelang matahari terbenam pukul 16.00-18.00 atau pagi hari sebelum matahari
terbit sampai pukul 07.30 karena pada waktu ini kondisi fluktuasi suhu tidak
mencolok, parameter air dan lingkungan tidak banyak berubah.
c. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses
penyesuaian biota yang dipelihara dengan lingkungan baru yang akan digunakan
untuk budidaya ikan. Melalaui proses adaptasi ini secara fisiologi dan
kebiasaan hidupnya secara perlahan-lahan disesuaikan dengan lingkungan barunya.
Dalam kegiatan aklimatisasi sebelumnya telah disediakan petakan khusus yaitu
petakan yang sangat sempit yang dibuat hanya untuk sementara dalam kegiatan
aklimatisasi atau penyesuaian benih pada tambak. Ukuran petak ini disesuaikan
dengan banyaknya benih yang akan ditebarkan.
12
4.3
pemberian pakan
Pakan merupakan komponen
penting karena mempengaruhi pertumbuhan ikan, lingkungan budidaya serta
memiliki dampak fisiologis dan ekonomis. Kelebihan pemberian pakan akan
menyebabkan bahan organik yang mengendap terlalu banyak sehingga akan
menurunkan kualitas air demikian juga kekurangan pakan akan menyebabkan
pertumbuhan ikan turun dan tubuhnya lemah sehingga daya tahan terhadap penyakit
menurun. Pakan disebarkan secara merata ke dalam tambak.
Jenis pakan yang
diberikan adalah pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan berbentuk pellet
dengan berbagai ukuran yang disesuaikan dengan ukuran (size) ikan.
Kandungan nutrisi yang dibutuhkan dalam pakan ikan bandeng (Chanos chanos
Forskal) antara lain protein, karbohidrat, lemak, asam lemak, vitamin serta
mineral. Pakan hidup adalah organisme hidup dalam tambak yang berfungsi sebagai
pakan ikan. Pada umumnya jenis pakan ini adalah plankton. Fungsi plankton
disamping sebagai pakan alami bagi ikan adalah penghasil oksigen dalam air.
4.4 menitoring pertumbuhan
Monitoring pertumbuhan
dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan dalam petakan tambak secara individu,
populasi dan biomas yang dilakukan secara periodik. Pengamatan pertumbuhan
dilakukan dalam pengambilan contoh (sampel) dan pemeriksaan ikan dengan
dilakukan penjalaan (Jala tebar). Untuk mengamati respon ikan terhadap pakan
serta kesehatan ikan dapat diamati menggunakan anco, sedangkan pengamatan
pertumbuhan dan kelangsungan hidup dilakukan pengamatan langsung berupa jumlah
yang mati.
Data yang terkumpul selanjutnya dapat
digunakan untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.
Monitoring pertumbuhan ini
digunakan untuk menentukan jumlah pakan, infeksi hama penyakit serta waktu panen yang tepat.
Pengambilan sampel atau sampling dilakukan tidak hanya pada satu titik tambak,
atau hanya pada sisi tambak dimana ikan sering diberi pakan, tetapi harus
dilakukan pada lima titik tambak, yaitu bagian tengah tambak dan empat titik
yang lainnya yaitu empat sudut pada tambak. Hal ini bertujuan agar sampling
atau pengambilan sampel yang dilakukan dapat benar-benar mewakili organisme
yang dibudidayakan di tambak secara akurat.
4.5 perawatan tambak selama pembesaran
Perawatan Tambak Selama pembesaran
Untuk keberhasilan usaha
pembesaran bandeng maka perlu dilakukan perawatan dengan baik selama
pemeliharaan. Perawatan tersebut meliputi pengaturan air, perawatan pintu dan
pematang, pemupukan susulan serta pemberian pakan tambahan.
a. Pengaturan
Air
Selama pemeliharaan,
kualitas dan kedalaman air harus diperhatikan, sehingga benih dapat hidup
dengan layak. Pergantian air yang teratur mempunyai keuntungan dalam menjaga
kualitas air tetap baik. Selain itu, unsur hara dan organisme makanan benih
ikan bandeng dapat disuplai ke tambak. Bila air tambak tidak pernah atau jarang
diganti, akan menyebabkan terakumulasinya bahan beracun di tambak dan itu
sangat berbahaya bagi kehidupan benih.
b. Perawatan
Pintu dan Pematang
Untuk menunjang
keberhasilan pemeliharaan benih, pematang dan pintu tambak harus selalu
diperiksa dan dirawat dengan baik. Maksud perawatan ini adalah untuk mencegah
terjadinya kebocoran atau rembesan air dari dalam tambak serta mencegah
hilangnya benih.
c. Pemupukan
Susulan
Sebelum kondisi makanan
alami di tambak menipis (habis), segera dilakukan pemupukan susulan. Pemupukan
ini dimaksudkan untuk mensuplai unsur hara kedalam tambak, sehingga dapat
menunjang pertumbuhan makanan alami. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung
dari kesuburan makanan alami yang ada. Sebagai patokan dapat digunakan pupuk
Urea dan TSP dengan dosis masing-masing 10 kg/ha. Dapat juga ditambah dedak
halus sebanyak 100 kg/ha.
d. Makanan
Tambahan
Pemberian makanan tambahan
dilakukan apabila keadaan makanan alami sudah tidak dapat lagi menunjang
pertumbuhan bandeng yang dipelihara. Jenis makanan buatan yang digunakan adalah
pelet. Jumlah makanan yang diberikan kira-kira 5% dari berat total tubuh per
hari.
4.6 hama
dan penyakit
Hama dan penyakit yang sering mengganggu
kegiatan budidaya ikan bandeng adalah sebagai berikut:
a. Jenis-jenis
hama berupa:
1) Ikan
pemangsa seperti Kakap, Kerong-kerong, Payus, Bulan-bulan dan jenis ikan
penyaing seperti Tilapia, dan Belanak.
15
2) Ketam/kepiting,
Belut, Tonang, yang merupakan hama
yang sering membuat lubang dan merusak pematang pada tambak.
3) Ular
air dan Burung seperti, Pucuk ikan, Bangau, dan lainnya, sebagai pemangsa yang
sering mengancam kehidupan ikan dalam kegiatan budidaya di tambak.
Selain itu perlu
diperhatikan pengontrolan tambak secara terus-menerus yaitu mengurangi atau
membasmi organisme pengganggu atau pemakan bentik yang tumbuh di sekitar
tambak. Larva chironomid, cacing polychaete, dan siput yang
merupakan sumber penyakit. Penggunaan kapur dan urea pada saat persiapan tambak
akan membasmi organisme tersebut.
B .penyakit
a. Penyakit
pada Bandeng
Penyakit ikan
adalah segala sesuatu yang dapat menimbulan gangguan pada ikan, sehingga dapat
menimbulan kerugian dalam bereproduksi. Timbulnya penyakit pada ikan disebabkan
oleh ketidakserasian antara 3 faktor, yaitu kondisi lingkungan, kondisi ikan
itu sendiri, dan organisme patogen.
Jenis penyakit yang pernah dilaporkan yang
menyerang ikan bandeng adalah:
1) Sisik
atau kulit kotor penyakit ini disebabkan oleh Caligus Sp dan
Piscicolla Sp, gejalanya yaitu nafsu makan ikan berkurang, susunan sisik
rusak, ikan terlihat malas.
2) Sirip
ekor patah dan rusak penyakit ini disebabkan oleh Fiorrot disease
4.7 pemanenan
Setelah ikan
bandeng mencapai ukuran konsumsi, maka dilakukan pemanenan. Panen dapat
dilakukan secara bertahap (selektif) maupun secara total.
a. Panen Bertahap
Panen bandeng
secara bertahap dapat dilakukan dengan metode menyerang air atau yang dikenal
dengan sebutan ngerocok. Hal ini sesuai dengan sifat bandeng yang selalu
menentang arus (aliran air). Caranya adalah pada saat surut air tambak
dikeluarkan sebagian. Kemudian pada saat terjadi pasang yang cukup tinggi, air
baru dimasukan ke tambak melalui pintu air yang ditutup dengan saringan kasar,
ikan bandeng akan segera menyongsong datangnya air baru tersebut. Dengan
demikian, ikan akan terkumpul dalam petak penangkapan (catching pond). Selanjutnya
ikan tersebut ditangkap dengan menggunakan jaring.
b. Panen Total
Pada umumnya
panen bandeng secara total dilakukan dengan cara pengeringan tambak. Caranya
adalah air dalam tambak dikeluarkan secara perlahan-lahan sampai air yang ada didalam
tambak hanya mengisi bagian pada caren saja. Ikan bandeng akan berkumpul di
caren tersebut. Pemanenan dapat dilakukan dengan alat berupa jaring yang
ditarik (diseret) sepanjang caren. Dapat juga menggunakan kerai bambu yang
didorong sepanjang caren oleh beberapa orang. Dengan kerai ini, ikan
dikumpulkan disuatu tempat tertentu yang luasnya terbatas (sempit). Selanjutnya
dilakukan penangkapan dengan alat tanggok (scoop net).
Bab 5
Penutup
5.1 kesimpulan
Pemeliharaan Intensif IKAN BANDENG
Persiapan budidaya ikan bandeng merupakan faktor penentu keberhasilan. Meliputi pengeringan tambak agar terjadi sirkulasi udara, gas-gas racun seperti H2S, NH3, NO3 dan NO2 dan senyawa aminiumnya dapat menguap. Keduk teplok perlu dilakukan untuk mengangkat lumpur yang ada pada saluran keliling atau caren, sebab apabila dibiarkan akan membusuk dan menjadi racun.Pengapuran dilakukan dengan menaburkan kapur pertanian (kaptan) merata ke seluruh permukaan dasar tambak, dengan dosis sekitar 500 kg per hektar untuk mempertinggi pH.
Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru