Jumat, 16 Desember 2011

TEKNIK PEMBESARAN IKAN BANDENG YANG BENAR


Bab 1
Pendahuluan
1.1       latar belakang
Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru.
PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).

Ikan bandeng banyak diminati masyarakat karena ikan banding memiliki kandungan protein yang cukup tingg. Tingkat permintaan konsumen akan ikan bandeng itu sangat enak dan harga yang sangat terjangkau. Khusus di daerah jawa dan sulawesi selatan ikan bandeng memiliki tingkat preferensi yang cukup tinggi. Selain sebgai ikan konsumsi, ikan bandeng juga diminati sebagai umpan hidup bagi usaha penangkapan ikan Tuna (yhunnus spp) dan cakalang (katsuwanur pelamis) bandeng juga banyak diminta untuk keperluan induk.
Mereka hidup di samudra Hindia dan penyebarannya sampai ke samudra Pasifik. Menurt FA 0.2 % dari tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara pemasaran. Sedangkan dinegara-negara tropic jumlahnya 30%, seperti halnya dengan metode-metode pengawetan tradisional. Asal mula penemuan ikan pengawetan ikan dengan pengasapan mungkin secara kebetulan saja dimana seaktu ikan dikeringkan diatas nyala api yang berasap ternyata selain menjadi lebih awet ikan juga memiliki rasa dan aroma yang sedap.
Iakn yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2-3 minggu, lalu berpindah kerawa-rawa bakau, daerah payau, dan kedangkala danau-danau. Bandeng baru kembali kelaut kalau sudah deweasa dan bisa berkembang biak. Ikan muda dikumpulkan dari sungai-sungai disebut nener dan diternakkan ditambak-tambak, disana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan sangat cepat. Setelah bandeng cukup besar, bandeng biasanya dijual segar atau beku, serta dikukus atau diasap


Ikan bandeng (Chanos chanos Forskal ) merupakan salah satu jenis ikan air payau  yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Jenis Ikan ini sudah dikenal oleh masyarakat luas karena merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi serta ditunjang dengan
 rasanya yang enak dan memiliki kandungan kolesterol yang rendah sehingga aman untuk kesehatan. Pengolahan produk ikan bandeng yang semakin meningkat pada saat ini, seperti bandeng presto yang semua tulang dan durinya menjadi lunak, yang menyebabkan meningkatnya jumlah yang mengkonsumsi ikan bandeng, sehingga permintaan pasar akan ikan bandeng  akhir-akhir ini terus meningkat. Kondisi ini memberikan peluang kepada pembudidaya untuk mengembangkan usaha budidaya bandeng (Chanos chanos Forskal) di seluruh wilayah Indonesia yang berpotensi sehingga dapat memenuhi ketersediaan pasokan ikan bandeng.
Untuk memenuhi kebutuhan ikan bandeng yang terus meningkat dan berkesinambungan hanya dapat dilakukan melalui pengembangan budidaya. Dengan terus berkembangnya teknologi pembenihan ikan bandeng, memungkinkan teknologi pembesaran ikan bandeng dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak menjadi kendala dalam teknologi pembesarannya.
Bab 2
Jenis ikan
2.1 Biologis ikan
Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.
Bandeng


Ikan bandeng memiliki rasa daging yang enak dan harga yang terjangkau. Khusus di daerah Jawa dan Sulawesi Selatan, ikan bandeng memiliki tingkat preferensi konsumsi yang tinggi. Selain sebagai ikan konsumsi, ikan bandeng pada banyak diminta sebagai umpan hidup bagi usaha penangkapan ikan tuna (Thunnus spp.) dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Bandeng juga banyak diminta untuk keperluan induk.
Keunggulan komoditas bandeng dibandingkan dengan komoditas lainnya, di antaranya
a) induknya memiliki fekunditas yang tinggi dan teknik pembenihannya telah dikuasai sehingga pasok nener tidak tergantung dari alam;
b) teknologi budi dayanya relatif mudah;
c) bersifat eurihalin antara. 0-50 ppt;
d) bersifat herbivore, tetapi dapat juga menjadi omnivore dan tanggap terhadap pakan buatan; e) pakan relatif murah dan tersedia secara komersial;
f) tidak bersifat kanibal sehingga bisa hidup dalam kepadatan tinggi;
g) dapat dibudidayakan secara polikultur dengan komoditas lainnya;
h) dapat digunakan sebagai umpan bagi industi perikanan tuna dan cakalang; dan
i) dagingnya bertulang, tetapi rasanya lezat dan di beberapa daerah memiliki tingkat preferensi konsumsi yang tinggi.

2.2 Morfologi ikan

Bandeng Ikan Bandeng (chanos chanos ), termasuk ikan yang penting di kawasan asia tenggara. Bandeng mempunyai penampilan yang umumnya simetris dan berbadan ramping, dengan sirip ekor yang bercabang dua. Mereka bisa bertambah besar menjadi 1. 7 m, tetapi yang paling sering sekitar 1 meter panjangnya. Mereka tidak memiliki gigi, dan umumnya hidup dari ganggang dan invertebrata. insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan radii branhiostegi. seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada


bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke
ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Sirip ekor homocercal
Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantanBandeng Ikan Bandeng (chanos chanos ), termasuk ikan yang penting di kawasan asia tenggara. Bandeng mempunyai penampilan yang umumnya simetris dan berbadan ramping, dengan sirip ekor yang bercabang dua. Mereka bisa bertambah besar menjadi 1. 7 m, tetapi yang paling sering sekitar 1 meter panjangnya. Mereka tidak memiliki gigi, dan umumnya hidup dari ganggang dan invertebrata. insang terdiri dari tiga bagian tulang, yaitu operculum suboperculum dan radii branhiostegi. seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Sirip ekor homocercal
Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkan bandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan..

2.3 Anatomi ikan

Menentukan kelamin jantan pada ikan bandeng
       Ikan bandeng jantan mempunyai 2 tonjolan kecil (papila) yang terbuka dibagian luarnya yaitu selaput dubur luar dan lubang pelepasan ( yang membuka pada bagian ujungnya. Didalam alat genital ikan jantan (vasa deferentia),mulai dari testes menyatu sedalam 5-10 mm dari lubang pelepasan. Lubang kencing (urinary pore) melebar kearah saluran besar dari sisi atas. Selain itu 2 lubang kecil pada sisi bagian bawah dari tonjolan urogenital yang membuka kearah ventral usus.


Menentukan kelamin betina pada ikan bandeng
       Ikan bandeng betina mempunyai 3 tonjolan kecll (papila) yang terbuka dibagian anal. Berbeda dengan ikan bandeng jantan yang mempunyai 2 tonjolan kecil. Satu lubang besar dibagian anterior adalah anus. Letaknya anus sejajar dengan genital pore. Lubang ketiga adalah lubang posterior dari genital pore berada pada ujung urogenital papila.. Dari 2 oviduct menyatu kearah saluran yang lebar yang merupakan saluran telur dan saluran tersebut berakhir di genital pore.


2.4 Taksonomi ikan
Bandeng (Latin: Chanos chanos atau bahasa Inggris: milkfish) adalah sebuah ikan yang merupakan makanan penting di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae (kurang lebih tujuh spesies punah dalam lima genus tambahan dilaporkan pernah ada).
BandengKlasifikasi ilmiah
Regnum:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Actinopterygii
Ordo:
Gonorynchiformes
Familia:
Chanidae
Genus:
Chanos
Spesies:
chanos
Nama jenis Chanos chanos(Forsskål, 1775)



Bab 3
Tanah , kolam , tambak

3.1 pemilihan lokasi
     Lokasi tambak budidaya ikan bandeng yang dipilih mempunyai persyaratan antara lain:
     a.  Lahan mendapatkan air pasang surut air laut. Tinggi pasang surut yang ideal adalah 1,5 – 2,5 m. Pada lokasi yang pasang surutnya lebih rendah dibawah 1 meter maka pengelolaan air menggunakan pompa.
     b.   Tersedia air tawar untuk mengatur kadar garam yang sesuai bagi pertumbuhan ikan bandeng.
     c.   Tekstur tanah yang ideal adalah liat berpasir, karena tanah ini dapat menahan air dengan baik.
     d.   Lokasi ideal terdapat sabuk hijau (green belt) yang ditumbuhi hutan mangrove dengan panjang minimal 100 m dari garis pantai.
      e.   Keadaan sosial ekonomi mendukung operasional budidaya seperti keamanan yang kondusif.
      3.2 persiapan tambak
Persiapan lahan adalah proses penyiapan lahan tambak mulai pengeringan lahan sampai siap ditebar benih untuk pembesaran ikan bandeng. Persiapan tambak sangat menentukan keberhasilan budidaya. Tahapan Persiapan tambak adalah sebagai berikut:
     a.  Perbaikan sarana dan Prasarana
Memperbaiki secara menyeluruh mulai pintu air, pematang, caren, saringan, saluran pemasukan, saluran pengeluaran dan peralatan lainnya seperti pompa air, jala lingkar (untuk sampling pertumbuhan ikan).
8
     b.  Pengeringan Lahan
Lama pengeringan tergantung cuaca dan kondisi tanah. Tanah yang mempunyai ketebalan lumpur dalam membutuhkan waktu lebih dari 3 minggu sedangkan tanah liat berpasir membutuhkan waktu cukup 10 hari. Tujuan pengeringan ini adalah mempercepat penguapan gas racun-racun, memberantas hama penyakit, mempercepat proses penguraian dan menaikan pH tanah.
     c.   Pengangkatan Lumpur
Endapan lumpur sisa pemeliharaan periode sebelumnya berwarna hitam dan terletak ditengah tambak atau didekat pintu pengeluaran. Lumpur ini banyak mengandung bahan organik dan gas-gas beracun seperti asam sulfida sehingga lumpur ini perlu diangkat. Endapan lumpur diangkat kepermukaan tanggul.
     d.  Pengapuran Tanah
Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan pH tanah serta membunuh bakteri pathogen yang ada dan organisme hama. Kapur yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah kapur pertanian (CaCO3). Dosis yang digunakan tergantung pada kondisi pH tanah. Semakin rendah pH tanah maka kebutuhan kapur untuk pengapuran semakin banyak.
     e.  Pemupukan
Dalam pemeliharaan ikan bandeng penyediaan makanannya dapat berupa makanan alami dan makanan buatan. Jenis makanan alami ditambak dapat berupa klekap, lumut, plankton, dan organisme dasar atau benthos. Namun demikian jarang sekali semua jenis tersebut dapat hidup dan tumbuh dalam tempat dan waktu yang bersamaan
     9
     f.   Pengisian Air Sebelum Tebar
Pada saat terjadi pasang naik cukup tinggi air dimasukan kedalam tambak setelah melalui saringan di pintu air pemasukan (inlet). Ketinggian air dipelataran tambak lebih kurang 10 cm. Kemudian pintu air pemasukan ditutup dan air dalam tambak dibiarkan selama tiga hari, dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanah agar berada pada kondisi baik untuk pertumbuhan pakan alami. Pada saat pemasukan air berikutnya dilakukan penggunaan Saponin (tea seed) untuk pemberantasan hama yang ada di dalam tambak dan untuk merangsang pertumbuhan phytoplankton. Setelah diberi saponin, tambak dibiarkan hingga    5-7 hari. Setelah diyakini bahwa berbagai hama di dalam tambak telah mati, maka pengisian air kembali dilakukan. Pada tahap ini ketinggian air dipelataran cukup 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari untuk dilakukan pemupukan dasar. Kemudian setelah pemupukan dilakukan penambahan air pada tambak dilakukan secara bertahap sesuai dengan pertumbuhan pakan alami (klekap). Pada ketinggian air 40 cm dari pelataran tambak maka air tambak dipertahankan untuk persiapan penebaran benih ikan.


Bab 4
Pemeliharaan ikan
4.1 persiapan benih
       Persiapan Benih
Dalam persiapan benih ikan bandeng yang akan ditanam dalam proses pembesaran terdapat beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan terlebih dahulu. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
      a.    Kegiatan Peneneran
Kegiatan peneneran adalah pemeliharaan benih ikan bandeng dari ukuran nener hingga mencapai ukuran 5-7 cm. Ukuran benih ikan ini sudah dapat digunakan pada kegiatan penggelondongan. Luas tambak untuk kegiatan peneneran relatif lebih kecil dan biasa dikenal dengan sebutan baby box. Perbandingan luas petak peneneran, penggelondongan, dan pembesaran adalah 1:9:90. lama pemeliharaan dipetak peneneran berkisar 30-45 hari tergantung pada kondisi pakan alami dan ukuran ikan.
      b.    Kegiatan Penggelondongan
Kegiatan penggelondongan adalah lanjutan pemeliharan benih dari ukuran gelondongan kecil (pre-fingerling) hingga mencapai ukuran gelondongan. Kegiatan penggelondongan ini dilakukan kurang lebih selama 30 hari atau pada saat ukuran berat ikan antara 3-5 gr/ekor. Setelah kegiatan penggelondongan baru benih ikan bandeng dapat dipelihara di petak pembesaran.
     4.2   Penebaran Benih
Faktor-faktor penebaran benih yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut (Mudjiman, 1988):
  11
       a.    Padat Tebar
Benih ikan bandeng yang ditebar dipetak pembesaran untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi disesuaikan dengan metode pembesaran ikan bandeng yang dilaksanakan. Untuk metode tradisional yang disempurnakan padat tebarnya adalah 2-3 ekor/ m2. Lama pemeliharaan pada pembesaran ikan bandeng dengan metode tradisional yang disempurnakan adalah 4 bulan.
       b.    Waktu Penebaran
Penebaran benih bandeng harus segera dilaksanakan setelah petakan tambak siap untuk pemeliharaan. Warna air tambak terlihat kehijauan oleh plankton. Keterlambatan penebaran akan memberikan peluang hama dan penyakit berkembang didalamnya. Waktu penebaran dilakukan sore hari atau menjelang matahari terbenam pukul 16.00-18.00 atau pagi hari sebelum matahari terbit sampai pukul 07.30 karena pada waktu ini kondisi fluktuasi suhu tidak mencolok, parameter air dan lingkungan tidak banyak berubah.
      c.       Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses penyesuaian biota yang dipelihara dengan lingkungan baru yang akan digunakan untuk budidaya ikan. Melalaui proses adaptasi ini secara fisiologi dan kebiasaan hidupnya secara perlahan-lahan disesuaikan dengan lingkungan barunya. Dalam kegiatan aklimatisasi sebelumnya telah disediakan petakan khusus yaitu petakan yang sangat sempit yang dibuat hanya untuk sementara dalam kegiatan aklimatisasi atau penyesuaian benih pada tambak. Ukuran petak ini disesuaikan dengan banyaknya benih yang akan ditebarkan.

12
4.3 pemberian pakan
Pakan merupakan komponen penting karena mempengaruhi pertumbuhan ikan, lingkungan budidaya serta memiliki dampak fisiologis dan ekonomis. Kelebihan pemberian pakan akan menyebabkan bahan organik yang mengendap terlalu banyak sehingga akan menurunkan kualitas air demikian juga kekurangan pakan akan menyebabkan pertumbuhan ikan turun dan tubuhnya lemah sehingga daya tahan terhadap penyakit menurun. Pakan disebarkan secara merata ke dalam tambak.
 Jenis pakan yang diberikan adalah pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan berbentuk pellet dengan berbagai ukuran yang disesuaikan dengan ukuran (size) ikan. Kandungan nutrisi yang dibutuhkan dalam pakan ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) antara lain protein, karbohidrat, lemak, asam lemak, vitamin serta mineral. Pakan hidup adalah organisme hidup dalam tambak yang berfungsi sebagai pakan ikan. Pada umumnya jenis pakan ini adalah plankton. Fungsi plankton disamping sebagai pakan alami bagi ikan adalah penghasil oksigen dalam air.
4.4 menitoring pertumbuhan
Monitoring pertumbuhan dimaksudkan untuk mengetahui pertumbuhan dalam petakan tambak secara individu, populasi dan biomas yang dilakukan secara periodik. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dalam pengambilan contoh (sampel) dan pemeriksaan ikan dengan dilakukan penjalaan (Jala tebar). Untuk mengamati respon ikan terhadap pakan serta kesehatan ikan dapat diamati menggunakan anco, sedangkan pengamatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup dilakukan pengamatan langsung berupa jumlah yang mati.
 Data yang terkumpul selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan.
Monitoring pertumbuhan ini digunakan untuk menentukan jumlah pakan, infeksi hama penyakit serta waktu panen yang tepat. Pengambilan sampel atau sampling dilakukan tidak hanya pada satu titik tambak, atau hanya pada sisi tambak dimana ikan sering diberi pakan, tetapi harus dilakukan pada lima titik tambak, yaitu bagian tengah tambak dan empat titik yang lainnya yaitu empat sudut pada tambak. Hal ini bertujuan agar sampling atau pengambilan sampel yang dilakukan dapat benar-benar mewakili organisme yang dibudidayakan di tambak secara akurat.
4.5 perawatan tambak selama pembesaran
      Perawatan Tambak Selama pembesaran
Untuk keberhasilan usaha pembesaran bandeng maka perlu dilakukan perawatan dengan baik selama pemeliharaan. Perawatan tersebut meliputi pengaturan air, perawatan pintu dan pematang, pemupukan susulan serta pemberian pakan tambahan.
      a.    Pengaturan Air
Selama pemeliharaan, kualitas dan kedalaman air harus diperhatikan, sehingga benih dapat hidup dengan layak. Pergantian air yang teratur mempunyai keuntungan dalam menjaga kualitas air tetap baik. Selain itu, unsur hara dan organisme makanan benih ikan bandeng dapat disuplai ke tambak. Bila air tambak tidak pernah atau jarang diganti, akan menyebabkan terakumulasinya bahan beracun di tambak dan itu sangat berbahaya bagi kehidupan benih.
      b.    Perawatan Pintu dan Pematang
Untuk menunjang keberhasilan pemeliharaan benih, pematang dan pintu tambak harus selalu diperiksa dan dirawat dengan baik. Maksud perawatan ini adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran atau rembesan air dari dalam tambak serta mencegah hilangnya benih.
      c.    Pemupukan Susulan
Sebelum kondisi makanan alami di tambak menipis (habis), segera dilakukan pemupukan susulan. Pemupukan ini dimaksudkan untuk mensuplai unsur hara kedalam tambak, sehingga dapat menunjang pertumbuhan makanan alami. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari kesuburan makanan alami yang ada. Sebagai patokan dapat digunakan pupuk Urea dan TSP dengan dosis masing-masing 10 kg/ha. Dapat juga ditambah dedak halus sebanyak 100 kg/ha.
      d.    Makanan Tambahan
Pemberian makanan tambahan dilakukan apabila keadaan makanan alami sudah tidak dapat lagi menunjang pertumbuhan bandeng yang dipelihara. Jenis makanan buatan yang digunakan adalah pelet. Jumlah makanan yang diberikan kira-kira 5% dari berat total tubuh per hari.
4.6 hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang sering mengganggu kegiatan budidaya ikan bandeng adalah sebagai berikut:
      a.    Jenis-jenis hama berupa:
       1)    Ikan pemangsa seperti Kakap, Kerong-kerong, Payus, Bulan-bulan dan jenis ikan penyaing seperti Tilapia, dan Belanak.
        15
      2)    Ketam/kepiting, Belut, Tonang, yang merupakan hama yang sering membuat lubang dan merusak pematang pada tambak.
      3)    Ular air dan Burung seperti, Pucuk ikan, Bangau, dan lainnya, sebagai pemangsa yang sering mengancam kehidupan ikan dalam kegiatan budidaya di tambak.
Selain itu perlu diperhatikan pengontrolan tambak secara terus-menerus yaitu mengurangi atau membasmi organisme pengganggu atau pemakan bentik yang tumbuh di sekitar tambak. Larva chironomid, cacing polychaete, dan siput yang merupakan sumber penyakit. Penggunaan kapur dan urea pada saat persiapan tambak akan membasmi organisme tersebut.
B .penyakit
       a.    Penyakit pada Bandeng
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulan gangguan pada ikan, sehingga dapat menimbulan kerugian dalam bereproduksi. Timbulnya penyakit pada ikan disebabkan oleh ketidakserasian antara 3 faktor, yaitu kondisi lingkungan, kondisi ikan itu sendiri, dan organisme patogen.
Jenis penyakit yang pernah dilaporkan yang menyerang ikan bandeng adalah:
       1)    Sisik atau kulit kotor penyakit ini disebabkan oleh Caligus Sp dan Piscicolla Sp, gejalanya yaitu nafsu makan ikan berkurang, susunan sisik rusak, ikan terlihat malas.
      2)    Sirip ekor patah dan rusak penyakit ini disebabkan oleh Fiorrot disease

4.7 pemanenan
Setelah ikan bandeng mencapai ukuran konsumsi, maka dilakukan pemanenan. Panen dapat dilakukan secara bertahap (selektif) maupun secara total.
      a.    Panen Bertahap
Panen bandeng secara bertahap dapat dilakukan dengan metode menyerang air atau yang dikenal dengan sebutan ngerocok. Hal ini sesuai dengan sifat bandeng yang selalu menentang arus (aliran air). Caranya adalah pada saat surut air tambak dikeluarkan sebagian. Kemudian pada saat terjadi pasang yang cukup tinggi, air baru dimasukan ke tambak melalui pintu air yang ditutup dengan saringan kasar, ikan bandeng akan segera menyongsong datangnya air baru tersebut. Dengan demikian, ikan akan terkumpul dalam petak penangkapan (catching pond). Selanjutnya ikan tersebut ditangkap dengan menggunakan jaring.
      b.    Panen Total
Pada umumnya panen bandeng secara total dilakukan dengan cara pengeringan tambak. Caranya adalah air dalam tambak dikeluarkan secara perlahan-lahan sampai air yang ada didalam tambak hanya mengisi bagian pada caren saja. Ikan bandeng akan berkumpul di caren tersebut. Pemanenan dapat dilakukan dengan alat berupa jaring yang ditarik (diseret) sepanjang caren. Dapat juga menggunakan kerai bambu yang didorong sepanjang caren oleh beberapa orang. Dengan kerai ini, ikan dikumpulkan disuatu tempat tertentu yang luasnya terbatas (sempit). Selanjutnya dilakukan penangkapan dengan alat tanggok (scoop net).
Bab 5
Penutup
5.1 kesimpulan

Pemeliharaan Intensif IKAN BANDENG

Persiapan budidaya ikan bandeng merupakan faktor penentu keberhasilan. Meliputi pengeringan tambak agar terjadi sirkulasi udara, gas-gas racun seperti H2S, NH3, NO3 dan NO2 dan senyawa aminiumnya dapat menguap. Keduk teplok perlu dilakukan untuk mengangkat lumpur yang ada pada saluran keliling atau caren, sebab apabila dibiarkan akan membusuk dan menjadi racun.
Pengapuran dilakukan dengan menaburkan kapur pertanian (kaptan) merata ke seluruh permukaan dasar tambak, dengan dosis sekitar 500 kg per hektar untuk mempertinggi pH.
Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru


Senin, 05 Desember 2011

teknik pembesaran ikan mas di BLUPPB - karawang


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1        Latar belakang
Perkembangan budidaya ikan saat ini baik itu untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk kebutuhan ikan hias mengalami perkembangan yang sangat pesat. Beberapa teknik pemeliharaan yang terbaru terus menerus diupayakan dan dikembangkan.
Salah satu komoditas perikanan air tawar yang telah lama dibudidayakan baik itu untuk konsumsi maupun untuk kebutuhan ikan hias adalah ikan mas. Dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya, ikan mas memiliki keunggulan yaitu produktivitasnya tinggi.
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu budi daya air tawar yang bernilai ekonomis penting untuk diusahakan. Sistem budidaya ikan mas yang meliputi kegiatan pembenihan dan pembesaran telah berkembang dan dilaksanakan oleh para petani ikan di seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 1986, produksi ikan mas mencapai 178.362 ton atau sekitar 54,3 % dan menempati peringkat pertama dari seluruh produksi ikan-ikan budidaya air tawar (Ditjenkan, 1988).
Ikan mas tergolong jenis ikan yang sagat toleran terhadap fluktuasi suhu air antara 14-32oC. Namun suhu air opotimum yang baik untuk pertumbuhan ikan mas berkisar 22-28oC. Ikan mas mampu beradaptasi terhadap perubahan kandungan oksigen terlarut dalam perairan. Selain itu, ikan mas juga tidak terlalu sensitif terhadap perlakuan fisik seperti seleksi, pengangkutan,penimbangan dan pengangkutan, ikan ini mempunyai sifat adaptifnya terhadap lingkungan baru.
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan komoditi ikan hias unggulan. Corak sisiknya yang berwarna warni membuat ikan ini banyak di gemari, tidak saja dalam negeri tetapi juga oleh penggemar ikan hias di luar negeri. Ikan hias untuk jenis ini memiliki nilai ekonomis dan juga diekspor ke mancanegara. Dalam pemeliharaan ikan mas koi sangat perlu di perhatikan keadaanya lokasinya, mulai dari kualitas air, sumber air, pakan dan daerah pemasarannya
1.2       Tujuan
Adapun tujuan daripada pelaksanaan praktikum ini adalah :
1. Mengetahui tingkat akumulasi metabolisme ikan mas (Cyprinus carpio).
2. Mengetahui teknik (prosedur) dalam pemeliharaan ikan mas (Cyprinus carpio).
3. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang akumulasi metabolisme yang terjadi pada tubuh ikan.
Ø          Tujuan prakerin
•           Untuk mengetahui serta mendapat keterampilan khusus tentang pembesaran ikan mas .
•           Dapat menambah wawasan dan pengetahuan .
•           Memperoleh bekal untuk berwirausaha dalam dunia perikanan.
•           Mengetahui bagaimana teknik pembesaran ikan mas .
Ø          Tujuan pembuatan laporan
•           Sebagai syarat khusus untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional ( UAN ).
•           Sebagai dokumen untuk di sekolah .
1.3       waktu dan tempat
kegiatan praktek ini di laksanakan mulai dari tanggal 1 mei sampai dengan 30 agustus 2011.kegiatan ini di laksanakan dibalai layanan usaha produksi peerikanan budidaya karawang (BLUPPB),di desa pusaka  jaya utara kecamatan cilebar ,kabupaten karawang,provinsi jawabarat .
BAB II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
 2.1 Sejarah singkat perusahaan
Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang semula bernama Proyek Pengembangan Tambak Inti Rakyat ( PP-TIR) sesuai dengan KEPPRES No. 28 tahun 1984. Tujuan pembentukan PP-TIR adalah untuk mewujudkan kawasan percontohan usaha budidaya udang yan maju, ramah lingkungan dan berkelanjutan guna memandu pengembangan usaha budidayanudang nasional.
Akibat terjadinya gejolak sosial pada tahun 1998 aktivitas produksi PP-TIR berhenti yang disebabkan oleh aktivitas massa yang negatif seperti penjarahan aset. Pada tanggal 15 Juni 2002, PP-TIR diserahterimakan oleh Seekretariat Negara Republik Indonesia kepada Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai Departemen Teknis. Sejak tahun 2003 DKP cq. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Perikana Budidaya No. 11/DPB/.0/1/2006, eks PP-TIR berubah nama menjadi Satker Pengembangan Kawasan Tambak Pandu Karawang (TPK).
            Selanjutnya pada tahun 2009 berdasarkan Kepmen No. PER.07/MEN/2009 TPK berubah nama nama kembali menjadi Balai Layanan Usaha Produksi Perikana Budidaya (BLUPPB) Karawang. Dalam rangka meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan petani dan terciptanya ketahanan pangan, gerakan usaha budidaya minapadi merupakan usaha terpadu yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah. Dalam kegiatan ini, petani selain melakukan panen padi, juga memperoleh ikan. Hal ini diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad pada acara penaburan benih ikan di lahan minapadi di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB), Karawang, Provinsi Jawa Barat (3/5).
Kegiatan usaha pertanian melalui sistem minapadi merupakan salah satu upaya dalam mengoptimalkan potensi lahan sawah irigasi dan peningkatan pendapatan petani. Minapadi merupakan salah satu strategi yang telah ama dilakukan petani, dari sistem monokultur ke sistem diversifikasi pertanian. Pola usaha minapadi disamping dapat meningkatkan produktivitas lahan, juga dapat meningkatkan keragaman hasil pertanian, meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan kesuburan tanah dan air, juga dapat mengurangi hama penyakit pada tanaman padi. Para petani diminta menggunakan jenis padi unggul sesuai dengan kondisi lahan sawah dan pemilihan jenis ikan unggul pula dengan daya serap dan nilai ekonomis tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatannya, tegas Fadel
Dirjen Perikanan Budidaya, Made L. Nurdjana menambahkan bahwa dalam minapadi disamping  para petani memanfaatkan berbagai jenis ikan yang sudah biasa ditanam di sawah (ikan mas, tawes, nilem, nila) juga dapat dikembangkan udang galah yang mempunyai harga jual lebih tinggi dibanding ikan. Pemilihan jenis ikan tersebut didasari beberapa faktor, seperti volume air, ketersedian benih, pakan, pasar, dan kebiasaan petani, lanjut Made.
Dalam usaha pertanian pola minapadi, keberadaan lahan sawah menjadi lebih subur dengan adanya kotoran ikan yang mengandung berbagai unsur hara sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk. Selain itu, kehadiran ikan juga dapat membatasi tumbuhnya tanaman lain yang bersifat kompetitor terhadap padi dalam pemanfaatan unsur hara sehingga dapat juga mengurangi biaya penyiangan tanaman liar.  Jangka waktu usaha minapadi dilakukan dalam 2 pola tanam. Pertama, pola tanam penyelang, yaitu pemeliharaan ikan di sawah dilakukan menjelang penanaman padi, sambil menunggu hasil semaian padi ditanam. Kedua, pola tanam tumpang sari, yaitu pemeliharaan ikan bersama padi pada satu hamparan sawah.
Menurut Kepala Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, Made Suita, unit kerjanya semenjak tahun 2007 telah mengembangkan kegiatan minapadi. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya air yang tersedia sepanjang musim tanam padi dan adanya lahan yang masih berbentuk persawahan. Kegiatan ini dijadikan percontohan bagi para petani setempat untuk meningkatkan pendapatannya. Kegiatan budidaya yang dilakukan pada umumnya adalah kegiatan pendederan ikan. Pola ini dipilih karena waktu pemeliharan yang singkat sehingga resiko kematian relatif kecil. Pendeknya masa pemeliharaan ikan tersebut mendorong para petani bisa mendapatkan pendapatan sebelum panen padi.
Propinsi Jawa Barat merupakan propinsi yang masyarakatnya tercatat paling banyak mengembangkan pola usaha minapadi. Saat ini terdapat  pemilik sawah RTP/Perusahaan perikanan budidaya sawah/mina mencapai 86.221 unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak 172.893 orang.


BAB III BIODATA
3.1 Alat dan Bahan
  • Alat
Adapun alat alat yang di gunakan dalam pembesaran ikan mas adalah
Ø Saringan 10 m
Ø Bambu 30 batang
Ø Paku 2 kg
Ø Tali karet 20 buah
Ø Jala 1 buah
Ø Senter 1 buah
Ø Timbangan 1 buah
Ø Ember plastic 4 buah
Ø Happa
Ø Blong
Ø Box
Ø Skopnet
Ø Paralon
Ø Caduk
v Bahan
Ø Benih ikan 10.000 ekor size 100 ekor per kg
Ø Saponin
Ø Pakan pellet 10.800 kg
  



BAB IV
PEMBAHASAN
3.1 Kegiatan yang dilaksanakan
A.      Pengeringan
Pengeringan tambak ,pengeringan di lakukan selama kurang lebih 10 Hari  atau 15 hari ( pengeringan tergantung cuaca).
Pengeringan bertujuan untuk
1.      Membuang kotoran yang terlarut maupun yang mengendap di dasar kolam .
2.      Memperbaiki struktur kimia tanah .
Pengeringan di lakukan dengan memanfaatkan ketinggian kolam tambak yang lebih tinggi dari saluran pengeluaran air ,sehingga proses pengeluaran air atau penyurutan air lebih mudah.proses pengeringan lahan di lakukan dengan menggunakan bantuan sinar matahari
B.      Perbaikan kontruksi  /  pematang
Perbaikan kontruksi atau pematang bertujuan untuk
1.      Memperbaiki struktur tanah kolam yang bocor atau rusak dan tidak beraturan akibat hama atau predator kepiting yang menyebabkan kebocoran pada tambak atau kolam.
2.      serta menambah kedalaman kolam dan meratakan pematang ,atau merapihkan pematang.
C.       Pembuatan kobakan ( tempat pemberian pakan )
Kobakan berfungsi untuk tempat ikan mas berkumpul saat pemberian pakan di lakukan . dan berfungsi sebagai tempat pemanenan ikan mas.
Dimensi kobakan yang di gunakan adalah 5 x 5 x 0,5 m
D.     Pembuatan jembatan dan saung pemberian pakan
Pembuatan jembatan pakan berfungsi
Memudahkan pemberian pakan  selam proses pemeliharaan serta untuk mempercepat proses pemanenan ikan mas.
                  Kontruksi jembatan mengikuti dasar kobakan yang telaqh di buat sebelumnya , sedangkan tinggi jembatan 30 cm di atas permukaan air kolam
Saung pemberian pakan berfungsi untuk mengurangi panas sinar matahari ,pada siang hari saat pemberian pakan di lakukan ,dan membiasakan ikan berkumpul pada sekitar kobakan dan saung pemberian pakan

E.      Pembuatan dan pemasangan saringan inlet dan outlet
Langkah langkah pembuatan saringan inlet dan outlet :
1.      Gunting  waring hitam mez size 0, 5 cm dan dimensi di sesuaikan dengan besarnyapipa inlet dan outlet di dalam kolam tambak
2.      Jahit dengan menggunakan benang .
    Langkah pemasangan saringan inlet dan oulet
1.      Pasang pipa saringan inlet dan outlet di dalam kolam budidaya dengan panjang 4 meter , diameter 8 inchi
2.      Apabila pipa sudah di pasang , kemudioan pasang saringan pada pipa inlet dan outlet dan di ikat dengan tali ujungnya agar  tidak mudah lepas .

F.       Pembuatan saluran air
Pembuatan saluran air bertujuan untuk mempermudah proses pengisian air kedalam kolam .pembuatan saluran air sangan penting di lakukan karna selain mempermudah , juga dapat membantu penyedian air tawar yang susah di dapat .

G.     Pemupukan
Pemupukan yaitu suatu usaha guna meningkatkan kesuburan tanah dan kolam atau tambak ,serta berfungsi untuk menumbuhkan phytoplangton dan zooplangton yang di gunakan sebagai pakan alami ikan .
            Adapun tujuan pemupukan yaitu
1.      Menetralisir perubahan ph dan meningkatkan ph tanah lumpur dasar kolam .
2.      Memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air .
3.      Membantu proses pertumbuhan ,proses pembesaran ikan mas.
H.     Pemberantasan hama
Pemberantasan hama yaitu menjaring atau mememberantas hama ( ikan ikan liar ) selain ikan mas yang di pelihara di dalam kolam ,hama dapat mengganggu proses pertumbuhan ikan mas ,karena akan terjadi persaingan pakan dan oksigen di dalam air.
Hama ikan mas  dan cara pengendalianya diantaranya
1.      Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2.      Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3.      Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4.      Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5.      Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6.      Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7.      Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
8.      Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan
.
Pemberantasan hama bias juga menggunakan saponin dengan dosis 20 kg per 700 m2 ,saponin biasanya di gunakan untuk memberantas hama seperti belut ,wideng,ikan ikan pengebor dan ikan ikan liar lainnya .
Adapun langkah langkah penggunaan saponin yaitu :
1.      Tebar saponong yang sudah di tentukan dosisnya ke dalam kolam secara merata,
2.      Kolam di isi air media pemberantasan hama .
3.      Setalah ikan ikan liar sudah mati dan di pastikan sudah tidak ada kimudian air di surutkan dan kolah dikeringkan .
4.      Setelah itu kolam di isi air media tanam .

I.       Pengisian air media tanam
Pengisian air media tanam yaitu memasuykan air kedalam kolam atau tambak sebagai media pemeliharaan ikan mas ,sebelum melakukan pengisian air , terlebih dahulu di lakukan pengecekan kualitas air pada saluran air yang ingin  di masukan ke dalam kolam , sehingga kualiatas air sesuai dengan parameter yang sudah di tentukan . untuk media pemeliharaan ikan mas ,pengisian di lakukan hingga ketinggian air mencapai 1 meter .

J.       Penebaran dan penanganan benih
v  Penebaran benih di antaranya :
1.      Survai benih
Yaitu mensurvai benih yang akan di beli dibalai pembenihan guna mendapatkan benih yang berkualitas baik .
2.      Menentukan waktu penebaran .
Sebelum menebar benih terlebih dahulu menetukan waktu penebaran , waktu yang baik untuk menebar benih yaitu pada dini hari ( pagi hari ) dan sore hari di saat suhu air masih rendah agar ikan tidak strez .
v  Penanganan  benih
Benih yang di gunakan yaitu jenis rajadanu dan majalaya yang berasal dari wanayasa,
            Hal hal yang di lakukan untuk menebar benih yaitu  
1.      Seleksi benih
Selesi benih yaitu menyeleksi benih dan mengambil benih yang sakit ,kemudian di teliti pada laboratorium .
2.      Aklimatisasi
Aklimatisasi yaitu prosesss pengadaptasian ikan terhadap lingkungan yang baru sebelum di tebar di kolam .
3.      Perhitungan sampel benih
Perhitungan sampel benih yaitu menghitung banyaknya benih yang ada di setiap kantong .
4.      Padat tebar benih
Memperkirakan banyaknya benih yang di tebar sesuai atau tidak dengan luas kolam agar tidak terjadi kepadatan sehingga ikan dapat tumbuh dengan baik di dalam kolam .
K.    Pemeliharan
Kegiatan yang di lakukan dalam proses pemeliharan ikan mas di antaranya :
1.      Pemberian pakan .
Pakan yang di berikan yaitu pakan buatan ( pellet apung dan tenggelam ) dengan diameter 0,3 cm dan panjang 0,6 cm .berat pakan yaitu 30 kg ( jenis paung ),50 kg ( jenis tenggelam ) ikan di beri pakan sebanyak 3x perhari presentasi pemberian pakan 6-10 % perhari dari berat ikan .waktu pemberian pakn yaitu pagi pukul 08.00,siang 11.00, sore 15.30 wib . ikan di beri pakan sebanyak 3 – 4 kg perpetak ,yaitu pagi,siang,sore .pemeberian pakan tergantung nafsu makan ikan karena pada suhu rendah ikan tidak nafsu makan
2.      Sampling pertumbuhan
Sampling yaitu kegiatan monitoring secara berkala pertumbuhan ikan mas .
Tujuan sampling yaitu
Mengetahui peningkatan pemberian pakan juga untuk mengetahui kondisi kesehatan ikan mas .
Sampling mulai di lakukan saat usia pemeliharaan mencapai 2 dari penebaran .
3.      Pengelolaan air
Pergantian air di lakukan pada saat pemeliharaan memeasukiui usia 1 bulan pemeliharaan . pengelolaan air atau pergantian air bertuan untuk menggetahui kondisi air yang telah mengalami penurunan kualitas akibat proses penguapan air pemberian pakan dan kotoran ikan , perngantian air pada bulan pertama pengantian di lakukan dengan interval 3 hari sekali degan volume p[enbgeluaran 10 % pemasukan 10 %. Selain proses pergantian air, pengambilan sampel air untuk di uji secara laboratorium di lakukan secara priodik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi air atau lingkungan ikan mas sehingga dapat menghindari serangan penyakit .yang berpotensi mengganggu pertumbuhan ikan mas . beberapa parameter yang di uji adalah salinitas, suhu,DO,PH alkalinitas ,nitrit ,amoniak dan pospat
4.      Penaggulangan hama dan penyakit
Tahapan penanggulangan hama dan penyakit adalah
A.    Pengambilan sampel ikan yang terjangkit penyakit lalu di uji secara klinis di laboratorium .
B.     Dari hasi uji labboratorium di harapkan dapat terdeteksi jenis penyakit apa yang menyerang sehingga dapat di lakukan penanggulangan dengan cepat.
C.     Pemberian bahan pembunuh penyakit yang di rekomendasi teknisi laboratorium hama penyakit .
5.      Penen  dan pasca panen
  1. Pemanenan Hasil Pembesaran
    Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 250 – 500 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan / petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
9. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
  1. Penanganan ikan hidup
    Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
    1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
    2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
    3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
  2. Penanganan ikan segar
    Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
    1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
    2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
    3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
    4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C. Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan erbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.









3.2 hasil praktik pembesaran
                        Ikan mas di pelihara di kolam pembesaran selama kurang lebih 3 – 4 bulan ikan mas mulai di panen ketika berat biomas mencapai 250 gram – 500 gram per ekor pada saat pemanenan, ikan mas yang di panen ada yang beratnya mencapai 200 gram / ekor samapai 600 gram / ekor perbedaan berat dan ukuran yang di pelihara dalam 1 kolam ini di karenakan waktu penebarannya yang tidak merata sehingga pada saat proses pensortiran ikan mas yang beratnya kurang dari 200 gram tidak di jual akan tetapi di pelihara pada petakan yang lain . kan mas yang di panen beratnya jumlahnya sekitas 5 kwintal dan ikan mas yang di swimpan d petakan yang lain sekitar 1,5 kwintal ,pemanenan di lakukan secara hidup hidup , pada saat pemeliharaan ikan mas menghabis kan pakan sebanyak kurang lebih 2 ton dengan padat tebar 10.000 ekor / 750 meter persegi
Hasil praktek sampling
Selama melaksanakan kegiatan pkl di balai layanan usaha perikanan budidaya telah melaksanakan kegiatan sampling sebanyak 7 kali dalam peliharaan ikan mas, sampling di laksanakan selama 10 – 12 hari sekali .




BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
v  Ikan mas merupakan ikan yang mudah di pelihara dan ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis di bandingkan ikan air tawar lainnya .
v  Ikan mas mempunyai banyak jenis diantaranya
§  Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek; bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
§  Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan
§  Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
§  Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
§  Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan.
v  Ikan mas sebagai sumber penyedia protein hewani
v  Faktor keberhasilan usaha dalam budidaya ikan mas antara lain:
1. Tersedia tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/ lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.     
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.     
3. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.     
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.     
5. Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.     
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.     
7. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C
elcius .